Amang's World | dunia kecil di belantara maya | ada di sudut kelokan jalan | dekat dapur peradaban

 
The Contents
/depan
/buku
/cerpen
/esai+surat
/foto+film
/fragmen
/puisi
/sobatpena
 
Behind This Site
/links
/sitemap
 
Message of the day
"He who knows much about others may be learned, but he who understands himself is more intelligent. He who controls others may be powerful, but he who has mastered himself is mightier still." (Lao Tsu, Tao Teh Kin)
 
VERSUS NURANI

Sialan! Apa yang sedang aku lakukan? Apa yang kupikirkan? Apa yang kupikir sedang aku lakukan? Aku melakukan apa? Aku bilang aku melakukan apa? Apa itu apa? Sialan, sungguh tak berguna! Ah, pasti suatu saat nanti berguna. Yang benar saja? Sialan! Sungguh-sungguh sialan.

Bisakah kau bayangkan di benakmu itu: aku melakukan yang terbaik, bahkan yang sebelumnya tak pernah dapat kubayangkan mampu kulakukan. Yang terjadi malah sebaliknya. Yang baik jadi serba salah. Semuanya jadi keliru. Bukan, katanya "tak ada benar atau salah di dunia ini, yang ada cocok atau tidak cocok". Taik kucing! Buang itu dogma palsu! Keliru besar itu kataku.

Aku melakukan yang terbaik dalam pekerjaanku dan mengarahkan ke arah yang jauh lebih baik. Masakan kau bilang yang kulakukan itu kerjaan serampangan. Maaf, kali ini kau keliru. Titik. Tugas dan hakku untuk mengatakan itu. Maaf, pikiran sempitmu cuma bikin pilu dan ngilu. Uangmu tak pernah akan bisa membeliku.

Kau bisa saja beli kertas beserta pabriknya, bahkan kalau perlu kau tebang habis seluruh hutan tropis di dunia ini untuk dijadikan kertas kerja. Kau bisa saja beli tinta dan pena, hingga ludes segala perkakas tulis-menulis, tetapi pikiran jernih ini, yang tajam dan kritis ini, tak akan pernah tunduk. Tidak! Kau boleh saja jadi tiran di gedungmu. Kau boleh saja makan pagi di Singapura, makan siang di KL, dan makan malam dengan nasi uduk di Kebon Kacang, Jakarta. Kau boleh saja berlibur ke Maldives, menikmati anggur perkebunan tuan tanah Perancis di Senegal, Afrika. Tapi maaf, pikiran sempitmu tak secemerlang itu rupanya dalam perkara ini.

Sialan, sungguh sialan! Tapi kau juga yang menggajiku, membayarku untuk mengerjakan semua tugasmu. Bangsat! Betapa tidak enaknya. Semua ini membuatku berpikir: "apakah sungguh hal ini yang ingin kukerjakan di dalam hidupku?"

Kata temanku, "Cintailah semua pekerjaanmu, tapi ingatlah ujung-ujungnya ini hanyalah sebuah iklan. Apa sih iklan itu?" Bangsat! Ada benarnya juga.

Sempat kupikir bahwa dunia "iklan" adalah hidupku, karya kreatif adalah buah hatiku. Namun kalau memang benar, iklan adalah kehidupan, mengapa tak ada orang yang mati karena iklan? Sialan. Benar juga. Memang, tidak ada. Jadi iklan sama sekali bukan hal krusial dan penting. Pekerjaan iklan bukanlah pekerjaan besar beresiko seperti pekerjaan dokter yang menyangkut nyawa seseorang. Resiko kesalahan yang dilakukan dokter bisa menyebabkan nyawa orang tercabut. Tapi dalam pekerjaan iklan, siapa sih yang akan mati? Memang, kalau kita melakukan kesalahan dalam iklan, akibatnya bisa membodohi pikiran orang. Ah, taik kucing. Sejatinya, pekerjaan iklan kan memang cuma membodohi pikiran orang-orang saja.

Sialan! Salahku sendiri rupanya aku ini masuk ke dunia iklan ini. Selamat datang di realitas pahit ini. Setelah memakan nasi basi dan kelaparan karena idealisme anti-kemapanan, kupasrahkan diri menyusu dan mengunyah nikmatnya sajian kesejahteraan serba borjuis ini. Mau apa aku kali ini? Pembuktian apa yang sedang kulakukan?

Semua hal ini membuatku berpikir ulang: Apa yang sedang kulakukan di sini? Apa yang sedang kupikirkan? Apakah yang kulakukan itu penting? Sungguh pentingkah itu? Pertanyaan-pertanyaan ini bukan ditujukan pada kegagalan atas yang terjadi, tetapi pada apa yang setelah ini akan kuperbuat. Yang kuperbuat setelah ini, yang pasti adalah sebuah jawaban.

Jakarta, Juni 2005


Senang membaca karyaku?
Dapatkan langsung ke alamat emailmu! Caranya mudah dan praktis. Cukup kirimkan email ke amangsworld, karya-karya ini akan dikirim langsung secara reguler.
  TagBoard Message Board
n a m e

i d e a (smilies)

 

Kreasi ini dilindungi oleh kesetiaan dan ketekunan, 
jadi mohon hargailah dengan layak dan sepantasnya.
Permohonan atas salinan puisi bisa disalurkan lewat email.

Copyrights © Amang's World 1992-2004