/depan
/indeks esai

/link
/isisitus

Pilihan-pilihan hidup pada akhirnya dimengerti sebagai suatu resistensi untuk mengurangi kepahitan hidup. Pilihan ada hanya untuk meredusir kepahitan sehingga tidak benarlah pilihan hidup adalah sesuatu yang membahagiakan.

Kebahagiaan hanya terletak pada saat seseorang mempunyai banyak pilihan, tetapi konsekuensi menjalani sebuah pilihan hampir selalu tak mengarah pada kebahagiaan.

Bagi mereka yang hidup tanpa pilihan untuk menentukan, hidup tak ubahnya sebuah paradoks. Dan jangan tanya rasanya hidup dalam dunia paradoks.

Lalu, bagaimana dengan sifat manusia dengan kehendak pikir bebas? Dimana harus diletakkan harapan dalam pilihan-pilihan? Karena semakin tua semakin terasa, menaruh harapan pada sesuatu adalah hal yang penuh resiko. Lebih sering kesakitan, putus asa, kecewa menyerta dalam yang nyata.

Depok, September 1998
Pos Cengkeh