dunia kecil di belantara maya
ada di sudut kelokan jalan
dekat dapur peradaban

/depan
/indeks sobat

/link
/isisitus

DI TENGAH SESAT JUTAAN BINTANG

Di tengah sesat jutaan bintang
Terpuruk tunduk geram berharap
Meringkuk kerut parut tercaruk
Pecah meruah tumpah merencah

Tabir gelap terselaput rapat
Sembunyi dalam lipatan erat
Sesak berujung terhenti sengat
Beku terdiam dipapar kelat

Baiknya pergi atau bertetap
Pilihan singkat yang sulit sangat
Langkah pergi maka khianat
Tetap berarti tabir terkuak

Pernah terdengar seruan kawan
-raih bejana, isi penuh-penuh lalu kosongkan-
dahsyat benar itu semangat
Membakar nyali rekat berserat

Raih bejana
Hendak teraih itu bejana
Tercakup sudah erat didekap
Tapi, ah setan belang
Remuk redam terantuk kecut

Simpuh ampun hamba bermohon
Penuh resah hamba bersumpah
Setitikpun tiada terbersit
Tebar gemebyar semu harapan

Simpuh ampun hamba bermohon
Penuh resah hamba bersumpah
Tiada cukup nyali terkumpul
Dalam serpih hati kerdil tumpul

Angkat kaki tinggalkan hati
Ayun langkah mencabik nadi
Tiadalah ada bisa dibuat
Layu terpuruk menanti mati

***

Turut kehendak membukti rasa
Selamat tinggal, camar laut yang aku cinta
Pohonan maaf teriring deras
Ungkap berpisah ke ambang gelap


Peluk Penghabisan,
-Bintang Malam-

Kreasi ini dilindungi oleh kesetiaan dan ketekunan, 
jadi mohon hargailah dengan layak dan sepantasnya.
Permohonan atas salinan puisi bisa disalurkan lewat email.
Amang's World @ 2003