dunia kecil di belantara maya
ada di sudut kelokan jalan
dekat dapur peradaban

/depan
/indeks sobat

/link
/isisitus

AKU TERPAGUT KERINDUAN AKAN DIRIMU

sejak semula aku berusaha mengetuk hatimu
bahkan sampai segenap luka dalam raga hidupku
aku mulai berdarah
dan akhirnya kamu tahu aku berdarah-darah
hingga mengalir sampai tetes penghabisan
tapi pintumu tetap tak beranjak

ya sudah,
sekarang darahku sudah kering hanya mengalir dalam segenap kata-kata dan pujian untukmu
maaf saja, sayangku
aku sudah kehabisan darah untuk menulis tentangmu
bahkan tidak ada kertas yang tersisa dalam tanganku
dengan terpaksa aku harus mengeringkan lukaku
sambil kubasuh setiap noda korengku; aku menatap pintu hatimu yang semakin samar bagi mataku

sekali lagi maafkan aku
kalau aku harus pulang sambil memberikan cumbuanku pada angin yang menyapa hidupku
bahkan aku menciumi embun pagi yang melegakan dahagaku
maaf, rasa itu tidak untukmu
sayang, daya cipta, rasa, karsa itu hanya dalam kata saja
aku berharap sisa hidupku akan berguna untukmu,
tapi itu dulu

sebab sekarang aku ingin pulang
menjemput segenap jiwaku yang terbebas dari istanamu
aku ingin berkumpul lagi dengan segenap jiwaku yang telah kamu curi sebelumnya
walaupun aku sadar semua indah bagiku
tapi belum tentu bagi seluruh jiwaku
maaf ya, aku harus segera pulang

---- 21/04/2002

Kreasi ini dilindungi oleh kesetiaan dan ketekunan, 
jadi mohon hargailah dengan layak dan sepantasnya.
Permohonan atas salinan puisi bisa disalurkan lewat email.
Amang's World @ 2003