dunia kecil di belantara maya
ada di sudut kelokan jalan
dekat dapur peradaban

/depan
/indeks sobat

/link
/isisitus

TOLONG JANGAN BENCI AKU
Surat Adinda untuk Pelukis Langit Mimpi

Dunia, 23 April 2001

Tolong jangan benci aku, pelukis langit mimpiku.

Jangan benci aku karena aku tak berani sambut ajakanmu. Ajakanmu untuk menaruh mantera pada gambar-gambar bisu itu. Sihir mereka agar terwujud nyata dan tak lagi diam kaku.

Tolong jangan benci aku, pelukis langit mimpiku.

Jangan benci aku karena tak mampu redakan rasaku padamu. Karena aku tak kuasa menahan detak jantungku yang berdebar kencang setiap kupandang matamu. Getar hebat yang selalu buatku ingin memelukmu. Tahukah kau sekarang mengapa aku sering menghindari tatapmu?

Kadang kau belai rambutku. Rangkulkan lenganmu pada pundakku. Genggam tanganku. Usap pipiku. Kecup keningku. Semua sentuhanmu bawaku tersesat di belantara tak terjamah manusia. Dimana pepohonannya berbuah batu permata. Tak pernah gulita meski sinar matahari tak mampu menjangkaunya.

Tolong jangan benci aku, pelukis langit mimpiku.

Jangan benci aku karena diam-diam aku telah jatuh cinta padamu. Kini kukatakan ini semua padamu. Semoga kau tidak membenciku.

Maafkan aku, pelukis langit mimpiku. Karena malam ini terisak tangis dari ujung nafasmu. Meleleh airmata dari pelupuk matamu. Cekik saja leherku, bila itu dapat menggantikan sesakmu. Teteskan saja darah dari nadiku, gantikan bening kristal yang jatuh dan pecah di atas lantai kamarmu.

Tolong jangan benci aku, pelukis langit mimpiku.

Sepenuh cinta,
Adinda

 

 

Kreasi ini dilindungi oleh kesetiaan dan ketekunan, 
jadi mohon hargailah dengan layak dan sepantasnya.
Permohonan atas salinan puisi bisa disalurkan lewat email.
Amang's World @ 2003