dunia kecil di belantara maya
ada di sudut kelokan jalan
dekat dapur peradaban

/depan
/indeks puisi

/link
/isisitus

DAN KUPATAHKAN DAYUNG ITU

Semula kapal itu berlabuh
Ia berjanji itu untuk yang terakhir kali,
Tapi toh ia membuang sauh lagi

Ini kali laut yang dihadapi tetap sama: 
Ketidakpastian
Barangkali akan lebih mudah
Bila ia tahu ke arah mana kan hendak dituju

Tapi, ia percuma
Di wajahnya tak akan kau temui jawaban
Tak pula anggukan
Tak pula sanggahan

Jadi kemana kan kapal ini
Hendak menuju?

Karena tak juga ada jawaban
Kusenderkan punggung ke tiang kapal
Dan kupatahkan dayung itu

Lalu kapal itu terus melaju
dibawa arus ke samudera ketujuh


3 Desember 2000

Kreasi ini dilindungi oleh kesetiaan dan ketekunan, 
jadi mohon hargailah dengan layak dan sepantasnya.
Permohonan atas salinan puisi bisa disalurkan lewat email.
Amang's World @ 2003