dunia kecil di belantara maya
ada di sudut kelokan jalan
dekat dapur peradaban

/depan
/indeks puisi

/link
/isisitus

ENGGAN MENGAKUI

Berpucuk puisi-puisi teruntai
Lembaran surat, juga foto berhelai-helai
Lelah ia baca, lafal, dan cermati
seperti hendak hidupkan masa yang terlewati

Begitu tolol ia
enggan mengakui
bahwa kenangan masa
sudah menjajah diri

Terbungkuk bosan ia
rebah-lelah tertakluk 
karena siksaan asmara
mati-sekarat meringkuk

"Penjara! Penjara!
Jangan kau hidup dalam kenangan!", pekik sorak-sorai membahana
Tapi tenggelam ia teramat dalam
oleh duka muram di tengah malam

Terpenjara rasa sukanya
dilindas roda kehidupan
terbuang dari dapur peradaban
tak lagi miliki hak mencinta

Jatuh miskin pengharapannya
digerogoti putaran karma
teronggok di sela debu gudang
tak lagi sanggup terikat asmara

Begitu bodoh ia
enggan mengakui
tenteram damai
tak lagi dapat dimiliki

"Penjara! Penjara!
Jangan kau hidup dalam kenangan!"

25-26 Desember 2000

Kreasi ini dilindungi oleh kesetiaan dan ketekunan, 
jadi mohon hargailah dengan layak dan sepantasnya.
Permohonan atas salinan puisi bisa disalurkan lewat email.
Amang's World @ 2003