dunia kecil di belantara maya
ada di sudut kelokan jalan
dekat dapur peradaban

/depan
/indeks puisi

/link
/isisitus

TAK HENDAK HINDARI TAKDIR

Rasa sunyi sendiri ini
entah mengapa terus ada
Tapi untuk apa dia berlari mengitari
dengan tertawa sukaria
dengan ejekan sinis
lalu, beri garam pada luka yang kita tahu itu ada

Telah pergi semua mimpi
bersama larutnya bayangmu
dari selasar rumah jiwa
pun hadirmu tak lagi dinanti

Biarkan sunyi-sendiri ini
Biarkan ia menari-nari di atas kuburan jiwa-jiwa

Tak hendak kucegahi
Peristiwa telah terjadi
Kini adalah kedukaan lalu
Kemudian adalah kedukaan kini

Adapun hidup akan berjalan
Adapun luka kan terus menganga
Adapun sunyi akan selalu mendera

Tapi, tak hendak kuhindari
Takdir sudah menghendaki

Jakarta, 10 Desember 2000

Kreasi ini dilindungi oleh kesetiaan dan ketekunan, 
jadi mohon hargailah dengan layak dan sepantasnya.
Permohonan atas salinan puisi bisa disalurkan lewat email.
Amang's World @ 2003