dunia kecil di belantara maya
ada di sudut kelokan jalan
dekat dapur peradaban

/depan
/indeks puisi

/link
/isisitus

TAKKAN ADA PAGI

"Takkan ada pagi di ruang batinku." 

Terkesima aku atas kesimpulan itu. Manusia manakah yang sanggup menyatakan datang dan perginya hari? Manusia manakah yang menentukan siapa yang ada dan yang tak ada? Bukan, bukan aku. Aku hanya mencoba menegaskan padanya bahwa tanpa dirinya, gelap dan muramlah asaku. Yang kurasa, yang kutangisi, hendaklah ia diam menjadi monumen dalam diriku.

Jiwa manusia selalu merindukan pagi. Suka tidak suka, ia simbol pembuka hari tempat dimana harapan digantungkan tinggi-tinggi. Mentari dijadikan tanda kegairahan hidup. Suatu analogi usang yang masih dipercaya, bahkan olehku. 

2000

Kreasi ini dilindungi oleh kesetiaan dan ketekunan, 
jadi mohon hargailah dengan layak dan sepantasnya.
Permohonan atas salinan puisi bisa disalurkan lewat email.
Amang's World @ 2003