dunia kecil di belantara maya
ada di sudut kelokan jalan
dekat dapur peradaban

/depan
/indeks puisi

/link
/isisitus

CUMBULAH AKU

Rindumu meliuk bergairah
nyalanya liar serta memerah
Hasratmu rindu akan penyatuan
kau dan aku bersama di peraduan

Jangan tangisi aku dengan muram
cumbulah aku, Bintang Malam

Di tepian pantai yang tenang
di balik kerimbunan padang ilalang
bolehlah kau jamah aku
bolehlah kau peluk aku

Pada setiap senja yang temaram
cumbulah aku, Bintang Malam

Rindumu tercecap semanis madu
menggetarkan lidahku yang telah kelu
Hasratmu seperti sungai penuh susu
menghangatkan tubuhku yang kuyu

Cumbulah aku, oh nona
pagutlah aku dengan mesra
karena lidahku teramat haus akan madumu
dan ragaku merintihkan hangat pelukmu

Akankah kau 'kan pergi ke seberang
meninggalkan tapal batas kemayaan
melompati setiap kedalaman jurang
untuk sebuah penyatuan?

Jakarta, 18 Februari 2001
kamar 4x5

Kreasi ini dilindungi oleh kesetiaan dan ketekunan, 
jadi mohon hargailah dengan layak dan sepantasnya.
Permohonan atas salinan puisi bisa disalurkan lewat email.
Amang's World - 2001-2003