dunia kecil di belantara maya
ada di sudut kelokan jalan
dekat dapur peradaban

/depan
/indeks puisi

/link
/isisitus

UNTUK APA SEMUA SEDU-SEDAN ITU

Mengenang lagi peristiwa di masa lalu
seperti mengais guntingan berita
yang teronggok membusuk di gudang berdebu
yang merapuh remuk tak mudah dibaca

Seharusnya kusadar sejak dulu
untuk apa semua sedu-sedan itu
yang kutanam hanya rasa percuma
yang kutuai cuma getir sia-sia

Kupikir ia 'kan hilang seiring waktu
lalu kunanti ia pergi berlalu
tapi, jangan lagi pernah menunggu
hentikanlah kini segala sedu-kelu

"Jangan hanya menangis,
tertawalah walau kecut terasa"
ini buah-kata meluncur manis
terkutip dari judul puisi Putu Oka

Lalu, aku mulai belajar lupa
sejurus kemudian aku mulai tertawa
Memang tak mengapa sekali-kali berduka
tapi, kini kuingin menghentikan semua

Jakarta, 1 Januari 2001
Kamar Penuh Poster
Kreasi ini dilindungi oleh kesetiaan dan ketekunan, 
jadi mohon hargailah dengan layak dan sepantasnya.
Permohonan atas salinan puisi bisa disalurkan lewat email.
Amang's World - 2001-2003