dunia kecil di belantara maya
ada di sudut kelokan jalan
dekat dapur peradaban

/depan
/indeks puisi

/link
/isisitus

LUPA KULUPA

Jari-jemari menari-nari menanti-nanti kapan imajinasi akan bercampur dengan tragedi untuk kemudian kuburatkan sesekali selagi kuminum secangkir pahitnya kopi.

Ugh! Lupa, kulupa mau menulis apa.

Bolak-balik kuputar-putar ingatanku, tapi pikiranku jadi buntu, dan tak menentu kucari di buku catatanku: namanya, entah siapa namanya, gadis remaja itu yang rambutnya dikuncir kepang satu.

Ugh! Lupa, kulupa sungguh.

Gemas bercampur cemas satu dua kuremas-remas lembaran kertas, aih kemana perginya kenangan itu selagi perlu, padahal itu gadis tadi malam datang dalam mimpi yang menghiasi hingga datangnya pagi.

Ugh! Kujadi pikun seperti kakek tua.

Jakarta, 25 Maret 2002

Kreasi ini dilindungi oleh kesetiaan dan ketekunan, 
jadi mohon hargailah dengan layak dan sepantasnya.
Permohonan atas salinan puisi bisa disalurkan lewat email.
Amang's World - 2001-2003