dunia kecil di belantara maya
ada di sudut kelokan jalan
dekat dapur peradaban

/depan
/indeks puisi

/link
/isisitus

RUMPUT MUSIM KERING

rumput-rumput mulai mengering kini
saat sengat mentari terkulminasi
dan waktu berjalan lambat hingga terhenti
di hari-hari panjang musim kering ini

panas, terbakar jangatku di siang hari
bayang fatamorgana menggenang menari-nari
musim kering selalu bangkitkan fantasi
meski mimpi dan fantasi harusnya punah pergi

tetapi mimpi-mimpiku itu masih segar
berbunga, memenuhi sekeliling pagar
begitu indah hingga ku begitu ngeri
karena aku belum membiarkannya mati

ku telah takut miliki itu mimpi
dan di musim kering yang panjang ini
saat harusnya semua mimpi ikut mati
seperti rumput kering disengat mentari

tetapi mimpi-mimpiku itu masih segar
berbunga, memenuhi sekeliling pagar
begitu indah hingga ku begitu ngeri
karena aku belum membiarkannya mati

tiada pernah kusangka-sangka
segalanya ini justru berawal-mula
saat tangisku jadi embun bagi semua mimpi
saat sepiku jadi hara hingga ia subur berseri

Jakarta, 29 April 2002

Kreasi ini dilindungi oleh kesetiaan dan ketekunan, 
jadi mohon hargailah dengan layak dan sepantasnya.
Permohonan atas salinan puisi bisa disalurkan lewat email.
Amang's World - 2001-2003