"The more you know who you are and what you want,the less you let things upset you" (Bill Harris, 'Lost In Translation')
|
|
|
TELETRAGEDI
Berkerumun orang-orang Jakarta di depan televisi
Saksikan hempasan gelombang dengan nanar ngeri
Sesekali mereka pejamkan mata
"Terlalu pedih dan pilu!" kata mereka
Bagi mereka mulanya ini cuma sebatas angka
Empat ratus awalnya, tahu-tahu jadi 27.000
Terus-menerus bertambah
Setelah Sabang dan Meulaboh terambah
Menggunung
Memuncak hingga klimaksnya
jadi deretan yang tiada habisnya
Bahkan tetes tangismu pun
tak akan pernah mencapai angka sebanyak itu
Hingga terbaca di pagi ini: 80.250
Lalu siapa yang tak terhenyak
Mencoba mengusir bayangan pedih tak mungkin
Menampar pipi atau mencubit diri karena takut ini mimpi
Jua tak akan berarti
Karena sekali-kali tidak dapat dipungkiri
Televisi sodorkan bukti paling berarti
Betapa ombak tsunami sungguh terjadi
Lantakkan daratan, menyapu kehidupan
Sisakan puing bata dan mayat dimana-mana
Di atap.
Di jembatan.
Di lorong.
Semua cuma bisa berteriak melolong
dalam kebisuan abadi yang kosong
"Tolong, kuburkan kami dengan layak!
Tiada berkafan pun tak mengapa
Asalkan kami tak mati dirubung lalat dan tungau."
Lalu siapa yang tak iba dan hirau?
Lalu siapa yang tak iba dan hirau?
Lalu siapa yang tak iba dan hirau?
Lalu siapa yang tak iba dan hirau?
Jakarta, Januari 2005
|
|
|
Senang
membaca karyaku?
Dapatkan langsung ke alamat emailmu! Caranya mudah dan praktis. Cukup kirimkan email ke amangsworld, karya-karya ini akan dikirim langsung secara reguler.
|
TagBoard Message Board
|