dunia kecil di belantara maya
ada di sudut kelokan jalan
dekat dapur peradaban

/depan
/indeks puisi

/link
/isisitus

BIBIR TIPIS ITU TERSENYUM

Bibir tipis itu tersenyum

Aku tahu ia menyapaku
namun pandangku 
dingin lagi kejam

Aku nanar oleh kepedibhan
gelisah dalam penantian

Hingga pertemuan kesekian
bibir tipis itu tersenyum

Aku tahu ia menyapaku
namun darahku
telah meronta marah

Amarahku tak perlu ia tahu
Gelisahku tak usah ia pahami
karna aku tak sudi berbagi

Tapi tak bosan ia tersenyum
dan esok 'kan ia lakukan pula

Saat nanti tiba waktunya
bibir tipis itu tersenyum

Aku tahu ia menyapaku
namun sungguh aku tak tahu
apakah harus kubalas
ataukah tidak

26 November 1997

Kreasi ini dilindungi oleh kesetiaan dan ketekunan, 
jadi mohon hargailah dengan layak dan sepantasnya.
Permohonan atas salinan puisi bisa disalurkan lewat email.
Amang's World - 2001-2003