dunia kecil di belantara maya
ada di sudut kelokan jalan
dekat dapur peradaban

/depan
/indeks puisi

/link
/isisitus

MERAUT RINDU
ingatan sehari lalu di simpang Monas dan Thamrin

Ada yang berusaha tidur lebih awal malam ini,
takut sepenggal jam yang teraih bersama tadi sore hilang.
Berhasrat rekaman itu berlanjut di ranjang tidurnya
Itulah jawab ia beranjak lebih awal.

Malam memang jahat. Udara memahat tinggi-tinggi suhu pada angka terbesar. Rencana tidur tak terlaksana. Menjelang subuh, mata masih terjaga.

Dibaca lembar demi lembar surat-surat cintanya
Menyusun-nyusun rindunya dalam huruf-huruf
bergelas-gelas tak tertampung limpahan kasih
Nyata tak tersalur, hanya tertuang-tuang pada kata

Ia kadang tertawa kecil, menangis dengan sedu sedan, terharu, terindu-rindu karena bayang-bayang. Ingatan akan cintanya terasa lebih tajam daripada belati penembus sukma. Bersama waktu, dirinya terombang-ambing samudera kenangan.

Ada yang berusaha tidur lebih awal alam ini,
berharap 'kan berjumpa lagi di alam mimpi,
dunia lain dari hidupnya
Bebas mereka-reka. Sempurna mendamba-damba.

Beranjak pagi, mata ini tak lekas terpejam
Masih sibuk membunuh malam dengan kata-kata
Mencari cara menanti datangnya esok
Tak bersisa sabar,
meski tahu mentari belum beranjak tinggi

Akhirnya bertinta-tinta ditaburkan terurai
pada lembar pelepas rindu sukma
Mengharap kelu pilu hati
terbebas-bebas mencari tambatan makna

Mari menghempas jauh bayang-bayang
yang dingin-beku lagi bau
dalam timbunan lumpur tercampakkan
agar tenggelam dan terbenam dalam-dalam
hingga sanggup terucap jujur
selamat tinggal bayang-bayang
selamat datang dunia tanpa bimbang

Pukul tiga dini hari,
ada yang masih mengais-ngais jejak
yang tersisa dari pertemuan di sore lalu

Dalam hitungan detik
dari sepenggal jam tinggal bersama
Setelah nanti puas
meraut-raut rindu dalam goresan tinta-tinta
apakah kan tersampaikan sekian pesan
hingga esok hari bertemu berpelukan penuh rindu?

Meja Bundar, 13 Mei 1997 03.28

Kreasi ini dilindungi oleh kesetiaan dan ketekunan, 
jadi mohon hargailah dengan layak dan sepantasnya.
Permohonan atas salinan puisi bisa disalurkan lewat email.
Amang's World - 2001-2003