dunia kecil di belantara maya
ada di sudut kelokan jalan
dekat dapur peradaban

/depan
/indeks puisi

/link
/isisitus

SEORANG ASING DI NEGERI ASING

Aku gelisah. Aku dahaga akan sesuatu yang jauh. Jiwaku mengelana rindu, hendak menjamah gaun di kejauhan yang sayup samar.

Aku lupa, aku lupa selalu, bahwa aku tak punya sayap untuk terbang. 
Hanya di sini, kuterbangkan jiwaku biar mengarah bebas meraih bayang-bayang.

Aku penuh rindu dan selalu terjaga di malam dina. Aku ini seorang asing di negeri asing.

Tak kukenal dirimu, namun nafasmu sampai kepadaku membisikkan hamparan harapan. Tiada berjumpa dirimu, namun bahasamu tak asing bagiku seperti bahasa hatiku sendiri. 

Aku lupa, aku lupa selalu, bahwa aku tak tahu jalan, bahwa aku tak punya kuda bersayap. Karena itu, hanya jiwaku yang bebas merayap, bebas menuju bayang-bayang.

Aku lunglai, aku seorang pengembara dalam hatiku. Dalam kabut saat-saat letih, yang bersinarkan matahari, betapa mengagumkan bayanganmu yang agung itu merupa di birunya langit. Meski tak pernah kurupa wajahmu di tanganku.

Aku lupa, aku lupa selalu, bahwa pintu tertutup di mana-mana dalam rumah tempat aku berdiam seorang diri! Namun jiwaku pergi melayang jauh, hendak menjamah harapan darimu.

Atmosfir di sekitarku hanya melukiskan satu warna di langitku, biru selalu.

3 Juli 1997

Kreasi ini dilindungi oleh kesetiaan dan ketekunan, 
jadi mohon hargailah dengan layak dan sepantasnya.
Permohonan atas salinan puisi bisa disalurkan lewat email.
Amang's World - 2001-2003