/depan
/indeks esai
/link
/isisitus
|
|
|
|
SURAT KEPADA DIENA
PARAMITA
Katakan dengan cara apa, Diena
sumbang saran harus kunyatakan
atas segala bentuk kisahan
yang kau ketikkan ke tuts-tuts di atas meja
jari-jemarimu ke sana kemari
menghentak-hentak, menari-nari
mengalirkan berbagai kisah
sekali-kali menjeritkan sedih-resah
Bagaimana harus kunyatakan semua itu
adakah perlu kutanya padamu
mengapa tertutup rapat pintu ke taman hati
dikunci oleh kenangan dan setia janji
mana pernah aku tahu, Diena
itu semua kisahan kau punya
adapun semua kisah baik adanya
yang suka maupun duka
adapun semua cerita miliki makna
semanis gula atau seperih luka
karena pahitnya hidup fana
tak datang dari luar sana
itu bukan karena salah mereka
tapi dari diri kita ia bermula
memilih berkabung sendiri
dengan kerudung sunyi sepi
memilih menangis sedih
di tengah hiruk-pikuk pesta
sekali lagi, Diena
mana pernah aku tahu
itu semua kisahan kau punya
Mengapa pula kau harus ragu
atas torehan kisah yang kau kirimkan padaku
Baik dan buruk itu bukan nilaimu
karena aku terlalu dungu
adapun semua puisi baik adanya,
yang suka maupun duka
adapun semua bermula dari kejujuran diri,
untuk menuang semua sesak di hati
digores oleh tajamnya pena
atau ditoreh di atas meja
digurat di keras batu
atau terketik di kotak emailmu
itu puisi kau punya,
tapi aku menimba makna darinya
tentang suka maupun duka
tentang cinta atau nestapa
Sekali lagi jangan kau ragu,
kisahanmu tersimpan di mulutku
Salam jauhku lewat dunia maya,
dari lelaki malam yang mabuk duka lara
Jakarta, 11 Januari 2001
Kamar Penuh Poster
|