/depan
/indeks esai
/link
/isisitus
|
|
|
|
AKU, KAU DAN
BAYANG-BAYANG
Bagian 8 - Surat Seorang Bajingan Kepada Istrinya
1
Bisikkanlah rasa rindumu padaku, Kekasihku
karna tak ingin malam ini aku sendirian kehilanganmu
Sendiri dan sepi
Aku bagai kena kutuk terlarang menjamahmu
Ringkih dan rentan
Jiwaku merintih memohon hadirmu
Absurd dan tiada
Bayangmu remuk tak sanggup kurangkai utuh
Kekasihku,
dengarlah juga serupa kata dari bibirku
Meluncur deras menyebut namamu
Haruskah bayangmu saja
teman mimpiku malam ini?
5 Mei 1997, 23.48
2
Aku tak ingin mati malam ini
karna kasihku belum datang!
Bila hari ini tak mampu kupandang wajahnya
dan merekamnya utuh dalam isi kepalaku,
kepada siapakah hariku harus kutuju
dan manakah malam gelap tanpa hadirmu?
Jangan bunuh aku malam ini,
karna kasihku belum kujumpa!
Bila dunia tak henti menyita waktu
dua menit tak cukup kugenggam tangannya,
kepada siapakah apiku tersulut
dan manakah pelabuhan boleh kurapati?
7 Mei 1997, 00.02
3
Lirih hati meminta dirimu hadir
hari ini, malam ini, di kamar penuh poster ini
Aku kan senang bila hadirmu lebih pasti
daripada bayang-bayang yang kucipta sendiri
Bayang-bayang tak sehangat dirimu
Bayang-bayang tak semesra candamu
Bayang-bayang tak semanis cumbumu
Haruskah aku merasa berdosa
bila bukan bayangmu yang kucinta
namun sosokmu di hadapan?
Nyatakah kerinduan malam akan purnama
bukan lagi pada bayang-bayang belaka?
Bila tak kentara jelas di danau bening hatimu
besar mauku merintih 'aku rindu padamu'
Maukah semilir udara
menyampaikan larik ini padamu di sana?
7 Mei 1997, 18.40
4
Terpaksa aku tidur
dengan bayangmu di sampingku
Inikah tanda akhir kerinduan
puncak lelah berharap hadirmu?
Lewat tengah malam
sulit sudah berharap
keajaiban akan hadir
di dalam bunga tidur
Terpaksa aku tidur
dengan bayangmu di sampingku
Hati lelah merintih-rintih seharian
meminta hadirmu lebih lama dalam sehari
Kekasihku,
bila kau tahu malam ini aku tidur dengan bayangmu
jangan salahkan aku dan bayang-bayangmu
karna hanya ia temanku tidur malam ini
8 Mei 1997, 01.12
|