/depan
/indeks esai
/link
/isisitus
|
![](/images/blocks/spacer.gif) |
![](/images/blocks/gray.gif) |
![](/images/blocks/spacer.gif) |
RAYUAN GOMBAL SEORANG
BAJINGAN (1)
Bagian 6 - Surat Seorang Bajingan Kepada Istrinya
BILA larut malam menyinggahi diriku, lalu aku mengingat dirimu; aku merasa geli karena tak sanggup melukiskan wajahmu. (Kau kan tahu, aku tak pernah memiliki fotomu).
Kadang aku ingin tahu, ingin memandang dan merayumu, hingga rona merah memenuhi pipimu yang menggemaskan itu. Atau, besar hasrat mencium mesra dirimu, menyusuri lekuk mukamu yang kukagumi itu. Perlahan...
Mungkinkah mengabadikan cuping telingamu yang menggodaku itu? Ataukah boleh kurampas dirimu satu malam saja agar menemaniku malam ini, di ruang serba coklat manis ini? Sekedar duduk di sampingku?
Kalau saja para ahli begitu hebat menciptakan satu dimensi ruang yang membolehkanku mengetuk pintu kamarmu malam ini, lalu mengajakmu tidur bersama dalam pelukan kasih, oh, tak perlu lagi surga bagiku.
Kini aku benar-benar tertawa oleh impianku. Tak sampai hati menatap diriku yang merayu-rayu dirimu. Namun itu sungguh-sungguh kulakukan padamu atas nama bangunan yang kini tengah kita bangun bersama. Atau, entah apakah namanya. Bolehkah aku memimpikanmu malam ini?
Ruang Serba Coklat, 23 April 1997 - 23.57
N.B.: Tolong kirimkan foto terbarumu padaku. Aku merindukanmu.
|