/depan
/indeks sobat
/link
/isisitus
|
 |
 |
 |
KALA MULAI MELANGKAHKAN
KAKI
Aku tak menyalahkan dirinya
Aku lemah dalam suasana tercipta
Kendali aku punya
Tapi aku merasa bersalah
Aku biarkan dia
mengambil kayu - kayu itu
masuk dalam perapian
Sementara aku terlelap di hadapannya
Kubersihkan abu - abu
Dalam perapian itu
Walaupun hingga kini jelaga masih tersisa
Ah, biar waktu yang membersihkan
Atau tetes - tetes hujan
mencuri masuk
menyapu bersih semuanya
$$$
Yang pasti saat ini
Aku berdiri di pekarangan hati
Tak terkurung sunyi sepi sendiri
Bersiap - siap melangkahkan kaki
Mencari belahan hati
Pikiran dan naluri
mendobrak kunci kenangan dan setia janji
Tak ada gunanya menunggu suatu yang tak pasti
Dia tidak tahu
Setelah pisau bundanya
mengiris hati
dari belakangku
membolak - balik hati
Kadang diperlakukan seperti seorang peri
kadang meyayat hati
Tak ingin kembali
Aku bebas !
Lepas !
Banyak sudah cinta datang
Aku biarkan di pekarangan
"kadang" aku lihat dulu
"kadang" tidak
Cinta seperti apa yang ditawarkan
Takut akan kelemahan diri
Berulang kembali
Berhati - hati memilih
Aku bersikap seperti ini
Bukan hanya untuk diriku sendiri
Aku pun menjaga mereka
Aku bukan hak mereka
dan mereka bukan hakku
Hingga bumi mengizinkan
Aku menjaga kebebasan mereka
kebebasan dalam masanya
masa untuk terbang
pencarian rumah yang nyaman
di pergantian musimnya kelak
Aku berterima kasih
pada kenangan dan setia janjiku
Dia telah menjagaku
Bentengku
Persinggahanku
Kehormatanku
Kekuatanku
Penyanggaku
Tawa ceriaku
Derai air mataku
Kecemburuanku
Kecemburuan yang tidak pernah ia tahu
Aku tetap menghormatinya
dan menyayanginya
Tapi, tidak untuk cintanya
Karena cinta bukan ketentraman
Dua insan semata
cinta itu luas
dan harus dapat dirasakan
bagi pecinta2 orang yang kita cintai
Kini aku bebas pergi
Walau tak tahu
Kemana kulangkahkan kaki
Mencari belahan hati
yang lama kunanti
Warnet Psiko, selesai : 2:19 siang
|