dunia kecil di belantara maya
ada di sudut kelokan jalan
dekat dapur peradaban

/depan
/indeks sobat

/link
/isisitus

TU-WA-GA-PAT

Sekarang jam 14.30 kududuk di depan komputer
Kucoba tuliskan kata-kata yang ada dibenakku
Mengikuti irama lagu “tchaye”
Namun kata-kata yang ada tiba-tiba hilang
Tergantikan suara bocah yang ada di sebelahku
Duh ceriwis sekali
Sementara di luar hujan gerimis rintik-rintik
Mengapa hujan ini penuh ketidak pastian
Kadang turun dengan derasnya lalu tiba-tiba terhenti
Lalu mulai hujan lagi rintik-rintik
Ah, betapa membingungkan
Atau aku saja yang sedang bingung
Tu, wa ga, pat
Nikmatnya mengikuti irama lagu
Kubayangkan berada di antara hamparan pasir berwarna putih
Bak permadani sang raja
Kan kulihat wanita-wanita berjalan 
Dengan kerudung hitam menutupi wajahnya
Dan kaum pria memakai jubah putih
Menjuntai menyapu pasir
Unta-unta berjalan berlahan
Membiarkan tubuhnya dibebani oleh tubuh yang lain
Tu, wa, ga, pat
Hanya khayalan semata
Mengisi hati yang sedang bingung

(January 30, 2001)

Kreasi ini dilindungi oleh kesetiaan dan ketekunan, 
jadi mohon hargailah dengan layak dan sepantasnya.
Permohonan atas salinan puisi bisa disalurkan lewat email.
Amang's World @ 2003